Sejarah_Kelas_10 Sejarah Peradaban Romawi Kuno
- Menurut kepercayaan, kata Romawi berasal dari nama kakek moyang bangsa Romawi, yaitu Remus dan Romulus. Kedua orang tersebut adalah anak dari Rhea Silva, salah satu keturunan Aeneas (pahlawan Perang Troya), semasa kecil mereka disusui dan dibesarkan oleh seekor serigala. Mengenal kata Roma mengingatkan kepada ibukota negara Italia.
Memang,
peradaban Romawi ini terletak di negeri Italia, tepatnya berada di
Pegunungan Apenina. Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan-lahan yang
subur dan cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, oleh karena
itu masyarakat yang tinggal di sana memiliki mata pencahariaanya sebagai
petani gandum, jagung dan sayur-sayuran.
Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk bahan bangunan.
Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk bahan bangunan.
1. Penduduk Peradaban Romawi Kuno
Penduduk asli romawi tinggal di Italia bagian Utara, tepatnya di sekitar Danau Maggiore.
Mereka mendapatkan makanan dengan cara bertani, berburu dan menangkap
ikan. Pada masa zaman besi (1000-600 SM), bangsa pendatang muncul di
Italia diantaranya bangsa Umbria di bagian utara, Latin di lembah Sungai
Tiger dan Samnite di Selatan. Sungai Timber berada di bagian tengah
Itali, dan dari sinilah selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar
hampir ke seluruh daratan Eropa, Asia dan Afrika. Kebudayaan tersebut
dikenal dengan kebudayaan Latin.
2. Sistem Pemerintahan Peradaban Romawi Kuno
Coloseum Peninggalan Kaisar Titus. |
a. Zaman Kerajaan
Pada abad ke
8 – 7 SM, wilayah Italia Selatan dan Pantai Sicilia merupakan koloni
dari Yunani. Koloni Yunani di Italia tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi
sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu.
Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk sebelumnya.
Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi yang sudah terbentuk sebelumnya.
Kekuasaan
Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai ibukota. Kota Roma
pun mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan dengan bangsa-bangsa
yang berada di sekitar Laut Tengah. Karena adanya saingan, pada tahun
535 SM Etrusci bersekutu dengan Kartago lalu berhasil mengusir Yunani
dari tanah Italia.
Di saat
krisis adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat
bersatu mengusir Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat menguasai
ibukota Roma. Interaksi antar bangsa-bangsa yang datang ke Italia
membentuk suatu percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi mengambil
budaya Etrusci dan Yunani yang dikembangkan sendiri, seperti halnya
huruf alfabet yang dikenal sekarang.
b. Zaman Republik
Bangsa Latin
adalah bangsa terbesar menempati wilayah Romawi. Pola hidup semula
bangsa Latin mengandalkan dari alam dengan cara bertani dan beternak,
namun sejak kedatangan Yunani, Etrusci dan Kartago mengubah pola hidup
semula dan mencoba mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang
diperolehnya. Terusirnya bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem
pemerintahan dalam bentuk Republik yang terdiri dari negara-negara kota
seperti polis di Yunani.
Dalam
kehidupan sosial, Romawi terdiri dari dua kelompok yang berpengaruh,
yaitu Patricia dan Plebeia. Masing-masing kelompok memiliki ciri khas
tersendiri, Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar sedangkan
Plebeia terdiri dari golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang,
seniman, petani). Walaupun jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari
jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia dalam pemerintahan sangat
berpengaruh sehingga republik ini disebut pula Republik kaum Patricia.
Lima tahun
sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk pemerintahan diubah dari
negara kota menjadi imperium yang dipimpin oleh dua orang konsul. Kedua
konsul diharuskan dari golongan Patricia dan memiliki kekuasaan yang
sama dan dapat memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat konsul
dibentuklah lembaga penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik
(Comitia Curiata) dan lembaga perwakilan pemimpin militer (Comitia
Centuriata).
Golongan Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik, maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada Senat dan Comitia Centuriata.
Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus dikuasai dengan
imperium, dengan kepercayaan ini Romawi mengembangkan wilayahnya ke luar
wilayah Romawi. Setelah kemenangan Romawi atas Yunani timbullah
kepercayaan diri dan membangun kekuatan militer untuk memukul mundur
pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari Afrika Utara.
Peperangan
pun terjadi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut
Pulau Sisilia, tahun 241 SM saat Romawi diserang oleh Hannibal (panglima
perang Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan Alpen dan Romawi
berhasil menyerang kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat
menguasai Laut Tengah dan Asia Barat.
Seringnya
terjadi peperangan, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus
dengan baik, apalagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang
terdiri dari petani. Akibat adanya kecemburuan sosial di kalangan
masyarakat bawah dengan timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh
golongan Patricia semakin bertambah maka terjadilah pemberontakan yang
dipimpin oleh Spartacus (73-71 SM).
Kondisi
dalam negeri yang bobrok akibat perang saudara, munculnya kaum proletar
(prajurit yang menjadi gelandangan), dan ancaman perang dari bangsa lain
berlangsung lama, senat merasa kewalahan dan tidak mampu menangani
masalah serius tersebut. Kemudian tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer
yang memiliki reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan Yulius Caesar yang dikenal dengan nama Triumvirat (persekutuan tiga serangkai).
Ketiga orang
ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu ingin menonjolkan
dirinya dengan mengajukan sebagai konsul di Romawi. Setelah meninggalnya
Crassus dalam pertempuran di Mesopotamia, hubungan buruk antara
Pompeius dan Yulius Caesar tak terelakkan lagi. Pompeius mencoba
merangkul Senat dan menyingkirkan saingannya, namun kelihaian Yulius
Caesar tak dapat dibendung bahkan berhasil menguasai Peninsula
(semenanjung Italia) dan membunuh Pompeius di Yunani.
Yulius
Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan menjadikan dirinya
sebagai diktator seumur hidup. Banyak terjadi perubahan semasa
pemerintahan Yulius Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat, pembaharuan
administrasi, memperbaiki perpajakan, pembuatan perumahan, memperbaiki
sistem kalender matahari dan pengeringan rawa-rawa. Ternyata, perubahan
dan kesuksesan Yulius Caesar tidak mendapat sambutan hangat dari
beberapa pihak termasuk dari anak angkatnya Brutus. Tragisnya, tahun 44
SM Yulis Caesar pun dibunuh oleh Brutus.
Kematian
Yulius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin kembali menguasai
pemerintahan. Dalam kondisi negara seperti ini, para panglima Yulius
Caesar membentuk triumvirat yang baru terdiri dari Antonius, Lepidus dan
Octavianus. Kekuatan ini dapat menguasai Romawi menjadi terkendali dan
membunuh Brutus sang pemberontak. Atas jasa-jasanya ketiga panglima
diberi wilayah kekuasaan, Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia
Kecil dan Mesir), Lepidus menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara) dan
Octavianus menguasai wilayah Barat (Yunani dan Spanyol).
Sama seperti
Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara Octavianus dan
Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal di Imperium Romawi.
Apalagi, perselisihan terus memuncak saat Antonius menikah dengan Putri Cleopatra
dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun 31 SM
Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian
mengangkatnya menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha
Mulia).
c. Zaman Kekaisaran
Dilantiknya
Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal) menjadikan bentuk
pemerintahan Romawi menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar
yang pertama. Keadaan negara pada zaman ini dinamakan Pax Romana,
artinya Roma yang damai. Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas
Imperium Romawi yang memiliki kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa
dalam bidang pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama.
Pembaharuan pun dilakukan dengan baik, Kota Roma dilengkapi polisi dan
pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum, membangun arena
olahraga, dan membangun kuil.
Setelah
Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M).
Pada masa ini timbul penyebaran agama Kristen oleh Nabi Isa (Yesus
Kristus). Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan
manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang
akan menjadi raja maka Yesus Kristus pun dihukum mati dengan cara
disalib dan penganutnya ditindas.
Tahun 54 –
68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum
Kristen diincar dan dibunuh karena pengikut kristen makin bertambah
jumlahnya. Namun keadaan ini tidak membuat kaum Kristen menjadi gentar,
dan membuahkan hasil yang baik pada masa kekuasaan Konstantin Agung
(312-337 M). Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen
ditiadakan, ia menyadari dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam
ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai
agama negara.
Konstantin
Agung memindahkan ibukota dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini
merupakan awal yang tidak baik bagi kekuasaan Imperium Romawi. Pada
tahun 400 M, pecahlah kekuasaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu
Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi Timur
dengan ibukota Konstantinopel.
Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.
Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki.
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peradaban Romawi Kuno
Ilmu
pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi banyak diadaptasi dari
kebudayaan-kebudayaan yang sudah berkembang sebelumnya, misalnya Yunani,
Persia, Etrusci, dan Hellenisme. Mereka tidak hanya mempelajari juga
mengembangkannya menjadi beragam.
Dalam dunia
teknik sipil, ditemukannya teknik membuat beton dan mendirikan bangunan
berbentuk kubah. Bangsa Romawi mampu memanfaatkan berat beton pada kubah
menjadi kekuatannya sendiri dengan ditopang oleh tiang-tiang penyangga.
Muncul pula pengetahuan tentang pembuatan jalan, akuaduk (saluran air
gantung), dan tata kota.
Dalam bidang
militer, sistem organisasi diperkenalkan dengan garis komando yang
teratur, dikenal pula istilah-istilah yang masih dikenal hingga
sekarang, seperti legiun, divisi dan lain-lain.
Dalam bidang
seni pahat, bangsa Romawi menyukai membuat pahatan objek benda
berdasarkan yang dilihat, tidak seperti bangsa Yunani yang menggunakan
sebuah model, seperti sosok manusia yang dijadikan model dewa. Dalam
sistem pemerintahan,
bangsa Romawi mengenal sistem kekuasaan mutlak yang dipimpin oleh satu
orang dengan tidak melupakan kewajiban tanggung jawab pemerintah untuk
memberi kesejahteraan kepada rakyatnya.
Dalam bidang
kesusilaan, sifat kesederhanaan bangsa Romawi patut dijadikan sebagai
contoh dalam kehidupan sekarang. Perlakuan antar sesama manusia dianggap
sama, bahkan terhadap budak. Sayangnya, sifat asli ini sudah memudar
ketika masuknya budaya luar yang memperkenalkan unsur duniawi dalam
kehidupan.
4. Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno
Pada awalnya
bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain,
kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan
rumah tangga, sebagai berikut:
(a) Leres, roh penjaga ladang.
(b) Penates, penjaga gudang.
(c) Janus, penjaga pintu rumah.
(d) Vesta, penjaga api.
(e) Lares familiaris, penjaga rumah.
Masuknya
kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi polytheisme, dewa-dewa
diwujudkan seperti halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Yulius Caesar
raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi
hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang
berbeda, contohnya Yupiter (dewa tertinggi), Mars (dewa perang), Venus
(dewi kecantikan), Neptunus (dewa laut) dan lain-lain.
Penyebaran
agama Kristen oleh Santo Petrus dan Paulus ke Eropa turut mengubah
kepercayaan bangsa Romawi menjadi monotheisme. Agama Kristen dijadikan
sebagai agama negara oleh Theodosius (378-395 M), bahkan Kota Roma
menjadi pusat agama Katolik.
5. Peninggalan Budaya Peradaban Romawi Kuno
Peninggalan
Romawi dalam seni bangun dengan gaya arsitektural yang indah dan
kekuatannya yang kokoh masih dapat ditemui di Itali, diantaranya adalah
bangunan yang terkenal amphiteather di Coloseum, bangunan ini digunakan
untuk mempertontonkan adu gladiator.
Dalam dunia
sastra banyak ditemukan hasil sastra yang dijadikan bahan literatur
untuk belajar bahasa latin. Hasil karya yang terkenal antara lain:
(a) Epos Aeneas oleh Vergulius.
(b) Ode dan Satire oleh Horatius.
(c) Amores oleh Ovidius.
(d) De Bello Civili oleh Lucan.
(e) Historia, Annuarium, dan Germania oleh Tacitus.
Demikianlah materi Sejarah Peradaban Romawi Kuno, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar